Keinginan dan harapan selalu
menyertai kehidupan kita selama ini, tentunya untuk bisa menggapai
keinginan dan harapan semuanya itu tidak bisa dilepaskan dari
keterlibatan Allah dalam memberikan jawaban atas doa dan ikhtiar kita.
Beragam cara yang dilakukan setiap hamba untuk bisa terus berikhtiar dan
berdoa agar keinginan dan harapannya bisa tercapai.
Sungguh di
dalam Islam diajarkan bahwa segala doa dan kesungguhan ikhtiar seorang
hamba akan berbanding lurus dengan hasil yang di dapatkan. Tentunya
untuk ranah hasil ini adalah bukan ranah kita sebagai hamba yang lemah,
karena itu adalah ranahnya Allah dalam menentukan jawabannya untuk kita
dari ikhtiar dan doa yang kita lakukan. Ranah kita ini adalah proses,
proses dalam berusaha keras untuk bisa mencapai keinginan dan harapan
kita pada Allah SWT.
“Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja
dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, kamu pasti akan menemuinya,” (QS
al-Insyiqaq [84]: 6).
Ikhtiar yang kita lakukan juga tidak akan
ada artinya jika tidak disertai dengan doa, begitu juga dengan doa yang
kita panjatkan, tidak akan ada artinya jika kita tidak berikhtiar dan
bertawakal. Semuanya saling berkaitan dan punya fungsi dalam kehidupan
kita.
Pentingnya kita berdoa adalah karena kita harus yakin bahwa
Allah lah yang menentukan segala hasil dari setiap ikhtiar kita. Dan
pentingnya ikhtiar adalah karena sebagai bentuk total action agar kita
bisa meraih keinginan dan harapan, karena ikhtiar itu adalah bergerak
bukan diam dan membutuhkan action yang rill dan sungguh-sungguh, man jadda wa jadda (siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil).
Ikhtiar
dan doa yang kita panjatkan haruslah memiliki tujuan semata-mata hanya
karena ingin mendapatkan ridha Allah SWT. Sejatinya segala sesuatu yang
kita inginkan dan harapkan dari Allah adalah agar keinginan dan harapan
kita bisa menjadikan diri kita lebih dekat dan cinta kepada Allah SWT.
Sebagaimana pesan dari ibn Athaillah dalam kitab Al-Hikam: “Bagaimana
engkau menginginkan sesuatu yang luar biasa, padahal engkau sendiri tak
mengubah dirimu dari kebiasaanmu?”
Kita selalu mengharapkan dan
menginginkan yang terbaik dari Allah, tetapi kita begitu jarang meminta
dan berusaha untuk bisa menjadi lebih baik lagi. Betapa banyak
permintaan kita pada Allah tetapi kita sendiri lupa untuk memperbaiki
diri kita. Maka sambil ikhtiar dan berdoa, alangkah lebih baiknya lagi
jika kita iringi dengan upaya untuk memperbaiki diri kita juga.
Sejenak
kita merenungkan, apakah apa yang kita minta selama ini adalah sesuatu
yang mampu menjadi medan magnet yang dapat mendekatkan diri kita pada
Allah, atau malah menjauhkan diri kita dari Allah. Maka koreksilah
setiap ikhtiar dan doa kita selama ini, bisa jadi Allah belum memberikan
sesuatu yang kita inginkan dan harapkan, karena ada yang salah dalam
ikhtiar dan doa kita selama ini.
Ingatlah bahwa Allah tidak pernah
tidak memberikan jawaban atas setiap ikhtiar dan doa hambaNya. Tidak
adanya jawaban menurut kita karena bisa jadi kita belum bisa menemukan
jawaban yang sudah diberikan oleh Allah.
Sungguh Allah memiliki
skenario yang indah dalam memberikan jawaban atas setiap ikhtiar dan doa
hambaNya melalui cara yang tidak disangka-sangka, bahkan di luar nalar
logika kita. Ketidakmampuan kita dalam menemukan jawaban dari Allah SWT
mungkin karena kita masih jauh dari Allah, maka mari kita renungkan
pesan cinta yang sangat luar biasa dari Allah SWT:
“Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, (jawablah) bahwa Aku
adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-Ku,” (QS Al-Baqarah 186).
Jangan pernah merasa ragu
dan lelah dalam berikhtiar dan berdoa kepada Allah SWT. Allah selalu
menyaksikan setiap episode yang kita lalui. Allah tahu apa yang kita
minta, Allah tahu apa yang kita inginkan, Allah tahu apa yang kita
harapkan. Maka hal terbaik yang seharusnya kita minta dari Allah adalah
agar Allah memberikan jawaban yang terbaik menurut Allah, bukan menurut
kita.
Bisa jadi apa yang kita minta menurut kita itu adalah
sesuatu yang baik, tetapi belum tentu bagi Allah, bisa jadi apa yang
kita minta adalah sesuatu yang menurut Allah tidak baik, sehingga Allah
memiliki jawaban yang lain untuk kita.
“Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui…” (Qs.Al-Baqarah: 216)
Sertakan selalu hati
dan prasangka yang baik agar Allah membukakan hati kita untuk bisa
menangkap jawaban dari setiap ikhtiar dan doa yang kita minta kepada
Allah. Kesungguh-sungguhan kita tidak akan pernah sia-sia di hadapan
Allah. Jangan pernah berprasangka Allah tidak akan menjawab setiap doa
dan ikhtiar kita, yakinlah bahwa Allah punya rencana lain di balik
rencana yang kita siapkan.
Simak Hadits Qudsi berikut: Anaa ‘inda zhanni ‘abdi bih, wa Ana ma’aka idza da’awtani. “Aku mengikuti persangkaan hamba-Ku tentang Aku. Dan aku bersamamu jika memohon kepada-Ku.”
Wallahualam bissawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar